Cara Memilih Pemimpin Kita



Video menarik ini menceritakan secara singkat pergerakan-pergerakan nasional dari awal sejarah. Sedikit saya ulas dari sudut pandang pribadi..

Pada awal, masa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dengan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gadjah Mada, Budaya lokal berkembang baik dan stabil dengan sistem kerajaan. Sebuah sistem kerajaan yang tergolong maju pada jaman itu di Asia Tenggara. Dan memang abad ke-13 merupakan abad penting, saat itu Mongolia yang dipimpin oleh Gengis Khas juga menguasai hampir seluruh Rusia dan masuk ke Cina. Abad dimana kerajaan-kerajaan besar berkembang.

Karakter Pemerintah Baru Indonesia : Birokratis dan Tolerir

Namun setelah itu, beberapa abad diisi oleh penjajahan, korupsi, perjuangan kemerdekaan, kebebasan intelektual, kebebasan hak, HIDOEP BERJOEANG! terbentuklah sisi karakter pemberontak dan pejuang di Indonesia berdampingan kebiasaan korupsi di kalangan elite. Hitam, Putih,dan sebagian besar tersebar di tengah tergantung mana yang menguntungkan karena entah sejak kapan dan kenapa, ketegasan dan konsistensi akan hukum sangat rendah.

Pertanyaannya, bagaimana memilih pemimpin yang menguasai medan sosial politik Indonesia yang birokratis sekaligus tolerir sekaligus detail dalam perundang-undangan sekaligus bisa disuap, gap ekonomi dan kekuasaan tinggi (lihat hofstede index) yang sebagian besar masyarakat perlu disuruh, didisiplinkan ???

Pilih pemimpinmu : sesuaikan dengan konteks

Menurut saya yang pertama perlu dilihat adalah pemimpin untuk apa? RT, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, gubernur, atau presiden. Karena tiap posisi memiliki fungsi dan arena yang berbeda. Seorang gubernur yang hebat dan disegani belum tentu bisa menjadi presiden yang baik, begitu juga sebaliknya.Kita ambil kasus saja yang paling dekat; pemilihan gubernur.

Memilih Gubernur ( atau Gubernur pilihan)

Jabarkan apa fungsi dan ruang lingkup Gubernur? misal koordinasi semua kabupaten/kota dibawahnya, memaksimalkan potensi daerah karena model desentralisasi, membuat keputusan gubernur dan perundang-undangan daerah bersama DPRD,koordinasi nasional, koordinasi dengan semua kementerian. Dari sini, kita fokuskan kemampuan utama yang harus dimiliki adalah kecakapan, yaitu planning dan conceptual, karena banyak terkait peraturan, sedangkan implementasi paling kuat di tingkat kabupaten/kota.

Lalu kita geser kepada pertanyaan apa yang diperlukan agar orang cakap ini bisa survive di iklim politik pemerintahan Indonesia? misal, harus bisa menahan diri dari suap dan ancaman berbagai arah,bisa bekerjasama dengan DPR, bisa berkawan dengan orang-orang penting,dsb.Dari sisi ini, butuh orang jujur, pragmatis, namun mungkin berasal dari "orang besar" yang memang sudah terbiasa lingkungan pergaulan.

Dari sisi finansial, untuk iklim politik di Indonesia, sebaiknya orang yang dicalonkan memang sudah cukup mapan secara finansial, karena butuh uang untuk mencalonkan dan kampanye, serta banyak godaan uang kalau sudah menjabat. Sejujur-jujur orang, kalau pas butuh duit dan banyak tawaran, sangat rawan tergoda. Dan termasuk yang paling penting tapi kadang tidak diakui adalah kharisma, faktor-x. Kemampuan untuk mencuri simpati dan perhatian orang banyak, tapi punya karakter original. Bergaul dengan yang tinggi, bisa membuat yang rendah tetap diakui. Kalau dari sisi agama, lebih baik kalau dia memahaminya, karena pertimbangan akan lebih jauh.

Tapi kenyataannya, pada tiap pemilu tidak selalu dapat calon-calon yang terlihat jelas baik buruk, atau ada orang yang benar-benar ideal. Jadi kita perlu memilih sesuai kebutuhan masyarakat saat itu, mana yang paling bisa di"pakai". 

Pemilu Gubernur Jateng telah mengumumkan Ganjar sebagai pemenang, dan terus terang aku sudah menduganya.



Komentar