Indonesia Bercermin : Untuk Indonesia Lebih Baik

Moechtar Lubis, salah satu pendiri Yayasan Obor menulis buku berjudul MANUSIA INDONESIA, seorang teman meminjamkannya padaku. Dia mengungkapkan versinya sendiri sebagai "orang tua" yang mengamati dengan sensitif terhadap pergerakan bangsa mengenai manusia-manusia Indonesia. Yang konon masa lalunya amburadul, diamburadulkan oleh banyak sejarah perang dan kolonialisme, sedangkan masa depannya masih blawur.

Satu kalimat statement diataspun sudah menunjukkan pesimisme terhadap suatu perkara. Kalau mau lebih obyektif dan positif thinking, mungkin kalimat tersebut bisa saya ganti dengan semisal, Indonesia;jujur tentang kelebihan dan kekurangan sendiri untuk mengarah ke lebih baik. Dan terbukti benar, banyak tanggapan yang dilontarkan pakar dan penulis lain tentang buku tersebut karena terkesan negatif universal, dengan ciri pertama manusia Indonesia adalah HIPOKRIT atau MUNAFIK! mungkin memang benar bila kita sedang pesimis, tapi kalau sedang optimis kita bisa maklum karena jiwa-jiwa Indonesia belum semaju kemajuan inteleknya yang sekarang sudah mulai diakui dunia internasional. toh semua butuh proses.

Ada penelitian di India.. yang intinya langsung saya ceritakan, ketika seorang murid kasta rendah disandingkan dengan murid kasta tinggi, yang kasta rendah cenderung dianggap remeh dan diberi nilai lebih rendah. Lucunya disini; yang meperlakukan diskriminasi ini bukan dari guru yang berkasta tinggi, namun justru dari guru berkasta rendah juga! Apakah anda mulai bisa membayangkan apa yang saya bayangkan?

Mungkin ini juga terjadi di negara kita, tentu semua orang, semua bangsa punya kelemahan, tapi sekarang manusia Indonesia sering mencela orang-orangnya sendiri, produk-produknya sendiri dengan menjeneralisir.. "alah film Indonesia memang ga mutu, orang Indonesia emang ga kreatif". "memang pesawat Indonesia kurang sip". Bukan "film buatan sutradara anu ga terlalu suka aku, lebih suka buatan itu", "Maskapai ini g terlalu bagus, yang paling bagus di Indonesia sementara yang itu".

Sebagai individu, kita punya kelebihan dan kekurangan, bayangkan kalau tiap kita mlelakukan kesalahan sekecil apapun diingat-ingat dan dikata emang kamu bodoh makanya ga bisa, dan tiap perkembangan kita yang kecil-kecil tapi konsisten tidak dihargai.. Untuk tahu cara membuat bangsa lebih baik, mungkin kita perlu bercermin dan membuat diri kita lebih baik, mendidik anak kita dengan tekun, ketika kita bisa memahami cara mengembangkan dan menghargai manusia secara utuh, kita lebih bisa membuat negara yang lebih baik.

Tinggalkan semua pusaka berupa kata-kata bijak, semboyan, idealisme sejenak dan coba merasakan lingkungan dan buat perbaikan sedikit demi sedikit.

thats for now




Komentar