Cara membantu orang lain

    Bicara tentang masyarakat, desa maupun kota, salah satu ciri ikatan yang kuat didalamnya adalah empati, simpati, dan saling menolong. Seperti saat Bantul kena gempa, Jogja, Sleman dan sekitarnya tanpa pikir panjang langsung membantu, begitu juga sebaliknya ketika awan panas menghantam Sleman, rakyat Selatan berbalas budi langsung mengrim bantuan! Menerima pengungsi, mengirim bantuan,dsb.

 Mari kita mulai dengan beberapa pertanyaan :

    Pernah punya teman dekat atau keluarga yang sepertinya dalam kesusahan, dan kita ingin membantu tapi tidak tahu harus bagaimana? Atau punya pengalaman mencoba membantu, tapi ternyata bantuan kita sia-sia atau sepertinya hanya sedikit sekali membantu? Saking besarnya masalah yang teman kita hadapi, dan kita rasa diluar jangkauan kita sampai putus asa dan sama sekali tidak membantu, atau sebaliknya kita terlalu memforsir diri dengan kemampuan yang sedikit sehingga membuahkan hasil yang tidak banyak membantu juga dibanding usaha yang berdarah-darah kita. 




_________________________________________________________________________

    Membantu memang suatu seni, softskill yang membutuhkan pengetahuan dan pengalaman, sama seperti berbagai sisi lain dalam kehidupan kita masing-masing. Dengan tiap kasus yang unik, dari tingkat keluarga sampai skala nasional dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional, Pengentasan Kemiskinan, dan Palang Merah. Tapi mudah-mudahan yang beberapa contoh yang akan saya sampaikan ada manfaatnya.

"Ada fakta bahwa ketika kita rasa masalah terlalu besar, kita menganggap bantuan kita tidak akan berguna jadi ga usah sekalian." (buku Poor Economics oleh Esther Duflo dan Abhijit V. Banerjee) Dilakukan eksperimen pada satu kelompok dijelaskan tentang masalah kelaparan di afrika yang mencapai ribuan orang, pada kelompok yang lain diceritakan ada seorang gadis di afrika yang membutuhkan bantuan. mereka sama-sama diminta sumbangan sukarela, dan secara konsisten beberapa kali percobaan, sumbangan terbanyak dengan perbedaan jauh ditujukan untuk gadis malang di Afrika tadi.

Proyek Perpustakaan - ripple effect

    Pada masa awal lulus kuliah, aku mau melakukan sesuatu yang benar-benar aku ingin lakukan. Membuat jejak yang kuat dalam sejarah, setidaknya sejarah hidupku sendiri. Saat itulah waktu yang tepat, kepala penuh ideologi gadjah mada, cukup tabungan untuk hidup setahun dari kerja sebelumnya, dan belum ada tanggungan keluarga. 
    Dari seorang teman yang penuh dengan ide dan suka baca, aku diperkenalkan dengan buku Room to Read, kisah inspiratif pelopor NGO yang membuat ribuan perpustakaan diseluruh dunia. That was it, aku membuat perpustakaan dengan banyak bantuan teman-teman lain. Kegiatan tersebut barangkali menjadi inspirasi adik kelas membuat NGO sendiri yaitu Book for Mountain, yang kegiatannya adalah social tourism - hiking dan berkelana di pelosok Indonesia dengan tujuan tiap yang disinggahnya membuat 1 perpustakaan. Teman saya yang hanya bercerita dengan semangat tidak tahu aku akan benar-benar membuat perpustakaan, dan aku yang hanya membuat 1 perpustakaan tidak menyangka ada yang akan membuat NGO khusus membuat perpustakaan. seberapa kecil batu yang kita jatuhkan di kolam, akan ada gelombang-gelombang halus yang makin melebar. Kita tidak pernah tahu seberapa jauh.

Proyek Kasongan - menyelamatkan kapal tenggelam

     Bermula dari proyek NGO rekonstruksi desa gerabah Kasongan pasca gempa untuk memulihkan kondisi, kami menemukan bahwa sebelum gempa mereka telah digoncangkan oleh menurunnya pesanan gerabah, ketidak mandirian dalam produksi dan marketing, dan satu-satunya yang mereka bisa lakukan untuk hidup adalah membuat gerabah. Meski goncangan utama perahu ekonomi Kasongan karena gempa, ternyata kapal itu memang tidak dirawat dan sudah mulai lapuk, so sooner or later its going to drown.
    Ratusan juta dikucurkan untuk berbagai proyek fisik dan non fisik untuk memajukan desa gerabah, ekonomi alternatif, dan juga untuk survive selain gerabah yaitu pada wisata. Usaha-usaha untuk mempertahankan kapal sebagai desa gerabah sepertinya sia-sia ditambah lagi demand menurun karena krisis ekonomi Eropa. Namun syukurnya kita juga melatih mereka berenang, antisipasi kapalnya tenggelam. Bengkel kerajinan bambu yang didirikan sekarang justru yang paling awet dan menghasilkan revenue disana, paket pelatihan gerabah dan wisata mulai dijalankan, fasilitas umum yang didirikan digunakan untuk wisata. Dari 2 tahun disana, memberikan pelajaran untuk melihat beberapa alternatif, selain mempertahankan dan meningkatkan apa yang mereka punya, juga jalur alternatif untuk survive dan menjadi pondasi berikutnya.
    Sama seperti kasus mantan supir kami, yang kini terkena diabetes. Kami sekeluarga berusaha mencarikan pekerjaan supir yang lain tapi memang sudah melemah, jadi tidak optimal. Sekarang membuka warung Bakmi Jawa dan laris manis.

Proyek Teman-memberikan harapan
    Cerita terakhir masih merupakan PR saya dan teman-teman yang mudah-mudahn bisa kelar. Beberapa waktu lalu kami mengumpulkan uang untuk membiayai penyelesaian kuliah seorang teman yang kami rasa memiliki potensi. Pada awalnya semua berjalan lancar, dia menyelesaikan kuliah sampai tiba ujian akhir. Dia bertengkar dengan tetangganya, dan karena dikompor-kompori tetangga lain yang rata-rata memang pendidikan rendah dan tenaga kasar, dia pukul dan ujung-ujungnya masuk penjara pada malam sebelum ujian akhir. Meski hanya semalam, dia jadi gagal lulus, kesempatan terakhirnya untuk membuka lebih banyak pintu kesempatan dengan gelar sarjananya pupus.Kabar terakhir dia mencoba beberapa usaha kecil-kecilan, tapi tanpa kestabilan lingkungan dan sumber daya sepertinya sangat rapuh.
   Kami yang mengawal pengumpulan donasi pendidikannya, harus mempertanggungjawabkan secara moral apa yang terjadi pada dia selanjutnya. Dan kami harap segera bertemu titik terang. Yang menjadi pelajaran bagi kami adalah lingkungan sosial juga sangat mempengaruhi seseorang untuk keluar dari kekusutan benang kehidupan.

Last but not least, adalah saling mendoakan. Karena doa itu kuat, ada cerita banyak dalam keluargaku secara pribadi yang sedikit-sedikit terurai secara kebetulan, yang sampai sekarang adalah berkat doa terutama seorang IBU.











Komentar

  1. Akhirnya program terakhir membantu teman ada titik terang, sebuah harapan.. dia move on sebagai pengusaha dan menjadi ketua kelompok tani ikan di desanya

    BalasHapus

Posting Komentar