Happy company & Happy City : Persamaannya

    
lihat hasilnya di majalah SWA desember 2012


 Berbicara tentang "Happy Company" atau perusahaan sehat menurutku hampir sama dengan membahasakan kota yang sehat karena sama-sama merupakan organisasi yang diverse, dan memiliki ideologi/visi/misi dan ujung-ujungnya tergantung pemimpin yang memimpin saat itu. Coca-cola yang sudah memiliki usaha yang settle beda ketika dipimpin sama tiap direktur yang berbeda.

     Salah satu alasan terbesar kenapa aku memilih topik ini adalah karena saat ini aku sedang bekerja di sebuah corporate company. Yang notabene harusnya IDEAL karena merupakan perusahaan milik universitas negeri terbaik di Indonesia tahun ini. Aku tidak akan membeberkan apa di baliknya, karena tidak etis, tapi berusaha melihat how it should be, or how some changes can make it better.
   
Selalu lihat tujuan akhir ( ... yang paling akhir dan utama) 

     The primary purpose of corporate leadership is to create wealth legally and ethically. This translates to bringing a high level of satisfaction to five constituencies – customers, employees, investors, vendors and the society-at-large. The raison d’être of every corporate body is to ensure predictability, sustainability and profitability of revenues year after year.N. R. Narayana Murthy-Chairman of the Board and Chief Mentor of Coca Cola.

     Jadi dalam sebuah perusahaan, sebenarnya juga diterapkan nilai-nilai moral PPKn dan dari guru agama kita, yang intinya adalah tentang keseimbangan; lakukan sesuatu penuh passion tapi tidak merugikan orang lain. Ini adalah dasar dari semua dasar. Tuhan memang Maha Tahu. Susahnya adalah ketika perusahaan panik tidak mencapai target revenue dan terancam bangkrut sampai harus mengambil jalan pintas, menyuap, menghindari pajak, memeras tenaga karyawan lebih dari sewajarnya, menyalahgunakan keuangan perusahaan,dsb. Biasanya perusahaan panik dan "mbelok" seperti ini rawan hancur.

Di Bisnis terkadang seperti "maklum", seperti karena kalau kita panik tidak ada uang untuk bayar kos, lalu kita mencuri, menipu, dsb. Semua disebabkan kepanikan kehilangan, sehingga menghilangkan moral dan nilai untuk mendapatkan sesuatu jangka pendek, padahal kalau ilegal ketauan juga bisa masuk penjara dan pailit.

Cara menilai perusahaan kita sehat luar dalam

       Enam pertanyaan untuk mengetahui apakah perusahaanku sehat atau tidak adalah :

  1. Apakah anda menyemangati orang-orang untuk menjadi lebih baik pada hal yang menjadi kelebihan mereka?
  2. Seberapa jauh orang berfikir perusahaan memiliki sebuah nilai yang berarti?
  3. Apakah anda membangun hubungan yang saling mendukung antar karyawan, dan tumbuh persahabatan di dalam perusahaan?
  4. Bagaimana orang disemangati, dan apakah pekerjaan baik dihargai dan diberi penghargaan?
  5. Apakah sikap seseorang sepenting apa yang mereka lakukan?
  6. Apakah lingkungan mendukung hubungan kerja yang sehat?
http://www.the-happy-manager.com/tips/happy-company

Kota dan keluarga
   
   Seperti kota yang sehat, yang dinilai bukan saja baik buruknya sanitasi, berapa banyak skyscraper, tapi bagaimana kehidupan orang disana.


Pertanyaannya adalah apakah perusahaan harus menerapkan good corporate governance? apa ada timbal balikny dengan keuntungan secara langsung? 
     Secara langsung mungkin tidak, tapi tujuan lain sebuah usaha adalah profit dari tahun ke tahun. Dan disini dibutuhkan kinerja baik dan hubungan baik di SEMUA lapisan. Karena apa yang terjadi dalam suatu organisasi adalah dinamis, dan perlu KERJASAMA dan RASA MEMILIKI yang kuat dari semua orang didalamnya. Rata-rata perusahaan baru tidak bertahan lebih dari 5 tahun. Banyak juga orang kaya, anak-anaknya nakal, boros. perusahaan yang tidak diperhatikan kebahagiaannya oleh pemiliknya, rakyat yang tidak diperhatikan pemimpinnya, dan anak yang tidak diperhatikan orang tuanya sama-sama akan menyerang balik dan menjegal sang pemimpin/orang tua ketika  mereka cukup kuat dan pemimpin/orang tua tersebut cukup lemah.

Kesimpulan

       Baik buruknya sebuah keluarga, organisasi, kota, negara, perusahaan tergantung orang-orang di dalamnya secara kolektif. lebih kuat mana daya tarik baik-buruknya, dan sekitar 60% tergantung pimpinannya, takdir juga tentunya. It depends on US, masing-masing individu. Seberapa kuat kita memancarkan aura positif yang menular dan mewabah. Teori di atas adalah teori penilaian, prakteknya adalah usaha kolektif. Begitu juga dengan keluarga, begitu juga dengan organisasi, begitu juga dengan negara.

Komentar