Komunitas Kota

Tiba-tiba ada majalah intisari Desember 2012 di meja bapakku dengan tema kota. Finally, media Indonesia sekarang banyak menyoroti masalah ini (lagi) biasanya sih karena tren kemacetan, banjir jakarta, dsb. Dan media juga sebenarnya yang bisa mengangkat intelijensi masyarakat, memberi dogma atau mindset, menyburkan kecerdasan hati. Sama seperti dulu saat orde baru, media menayangkan pancasila, peristiwa G30S PKI, unyil. Media, bisnis, pembangunan, sangat dekat kaitannya dengan politik dan ujung-ujungnya sangat tergantung kualitas moral dan intelijensi orang-orang yang berpolitik dan berkuasa tersebut.

Tema yang kutemukan di Intisari tadi banyak membahas perkembangan beberapa kota besar di Jawa; Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bandung, dan Semarang. Kesamaan dari kesemuanya adalah bentuk dasar kota dan penataan awal dibuta oleh Belanda, dan menjadi peninggalan dan referensi utama pengembangan selanjutnya oleh kita warga dan pemerintahan pribumi. Kecuali Yogyakarta, yang selain memang ada tata kota Indische, juga ada tata kota Kraton Ngayogyakarta yang masih terasa axis Gunung Merapi sampai Laut Selatannya. Seperti kesimpulan di blog sebelumnya, Pemerintahan yang kuat dalam menguasai tanah akan lebih mudah menata dan cenderung lebih rapi tata kotanya lepas dari baik buruk akibatnya. Sama seperti kerajaan-kerajaan dulu; Majapahit, Sriwijaya, kompleks candi, Mesir, Yunani, Roma. Dan tanpa pemerintah kuat, dimana tanah bisa dengan mudah dijual beli, perluasannya akan seperti kampung, desa, atau urban sprawl (yang sekarang terjadi di Indonesia), so, selama hukum tanah dan sistem kepemilikan tanah masih atau dan pemerintah tidak mengerahkan uangnya secara tepat untuk pembelian lahan, jangan berharap bisa menjadi kota seperti Eropa, Amerika, Australia atau negara maju lain.

Pribumi Indonesia mulai memasuki kota tinggalan Belanda, seperti orang kelaparan masuk rumah makan kosong yang penuh makanan. sikat habis semua yang bisa dinikmati. Ditempati bangunan-bangunan dan kota bagus bekas Belanda, dan seiring waktu mulai kotor, rusak, lusuh, pribumi mulai menyadari yang bagus itu harus di rawat dan dijaga. Dan membuat sesuatu yang bagus itu perlu ilmu, pemikiran dalam, dan usaha. Tapi kita sudah terlalu sabar selama ini, dan ingin semuanya serba cepat mengejar ketertinggalan dan kenikmatan dunia yang selama ini telah dirampas dari kita. Sekarang Konsumtif dan Instan adalah jargon Indonesia di semua lapisan. Dosa siapa? yang pasti bagi yang sudah tahu, diharamkan tutup mata dan telinga.

Dan karena kita tahu sistem pemerintahan kita saat ini masih lemah, dan entah sampai kapan, padahal orang-orang sudah banyak yang terdidik dan pintar. Maka, perubahan dan perkembangan sangat didominasi oleh peran masyarakatnya sendiri seperti tanggap darurat bencana, pembentukan komunitas-komunitas kota, LSM, dan forum diskusi warga. which takes us to my next point .  .  .

______________________________________________________________

Demi mewujudkan kota dan desa yang baik, sehat jasmani rohani, karena pemerintah tidak cukup kuat, maka diarahkan kepada penguatan grass root dengan pemberdayaan, pemberian insentif,dsb. Salah satu yang sangat bagus adalah membuat kampung-kampung tematik di Bandung, Semarang, dan Surabaya sehingga penghuninya mendapatkan rasa bangga sebagai penghuni kampung misal kampung akustik, atau kampung pengrajin.Di sini yang dibangun duluan adalah infrastruktur non fisik, yang juga membutuhkan dana dan tenaga ahli (besar juga, tidak kalah besar dengan infrastuktur fisik), dengan merubah kebiasaan masyarakat dan mindset masyarakat.

Kampung Akustik Cidadas Bandung


Bahkan dalam hal menjaga lingkungan, komunitas peduli sungai di Yogyakarta aktif terlibat dalam pembersihan sungai dan menjaga lingkungan mereka seperti warga Sungai Code, Winongo dan Gadjah Wong. Selain itu, komunitas pemerhati aktivitas Gunung Merapi, Bale Ranting juga sangat membantu koordinasi dan penyebaran informasi mengenai titik rawan bencana. Sambil mendukung KPK, Indonesian Corruption Watch, LSM, dan media mendesak pemerintah berbenah. Masing-masing warga negara mempunyai kesempatan berpartisipasi dalam pemngembangan negara Merah Putih ini. Buat semangat, ini website bagus; GOOD NEWS FROM INDONESIA. Good luck menjadi diri sendiri dan merasakan kebersamaan dengan usaha masing-masing.





Komentar